Analisis Penggunaan Virtual Background Seragam pada Pertemuan Daring dari Perspektif Peserta
DOI:
https://doi.org/10.25126/justsi.v3i1.56Abstrak
Pertemuan daring menjadi pilihan bagi organisasi maupun komunitas pada kondisi pandemi. Satu di antara platform pertemuan daring yang digunakan di Indonesia adalah Zoom. Zoom memiliki fitur menarik bagi penggunanya yaitu melakukan pergantian latar belakang pengguna dengan gambar atau video. Latar belakang ini sering disebut virtual background dan kemudian dimanfaatkan untuk diseragamkan antar partisipan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa peserta pertemuan daring secara sukarela menggunakan virtual background seragam yang disediakan panitia. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif kepada peserta pertemuan daring dengan melakukan wawancara semi terstruktur. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan metode analisis tematik. Analisis tematik terdiri dari enam tahapan antara lain memahami data, pengkodean data, pencarian tema, melakukan review tema, pendefinisian dan penamaan tema, dan menganalisis hasil. Dari hasil analisis, didapatkan tema, kategori, dan kode mengenai penggunaan virtual background seragam. Penelitian ini menghasilkan dua tema, yaitu latar belakang dan pengaruh yang terbagi menjadi delapan kategori.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Christie Viviah Chandra, Diah Priharsari, Andi Reza Perdanakusuma
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).